SEJARAH
Sejak pertama kali prosedur Percutanus Coronary Intervention (PCI)
dilakukan tahun 1977, PCI berkembang menjadi intervensi yang paling sering
digunakan pada kasus Coronry Artery Desease (CAD). Teknik ini awalnya
dikembangkan oleh Andreas Gruentzig di Swiss untuk penatalaksanaan pasien
dengan Angina pectoris yang stabil sehingga sekarang menjadi intervensi revaskularisasi
pada stenosis arteri coroner.
STATISTIK
Dalam decade ini di Amerika Serikat prosedur PCI telah meningkat tajam
sampai lebih dari 300,000 pasien pada tahun 1990 (Charles Landau, Richard
A. Lange, and L. David Hillis,N Engl J Med 1994; 330:981-993)
Tabel perbandingan terapi CABG dan PTCA
George A III Stouffer, MD, Henry A Profesor.
End Point
|
Pocock et al *
|
Pocock † et al
|
Bari Studi ‡
|
|||
CABG §
(N = 358) |
PTCA
(N = 374) |
CABG
(N = 1303) |
PTCA
(N = 1336) |
CABG
(N = 914) |
PTCA
(N = 915) |
|
Kematian (%)
|
0.3
|
1.9
|
2.8
|
3.1
|
10.7
|
13.7
|
Kematian atau MI
|
4.5
|
7.2
|
8.5
|
8.1
|
11.7
|
10.9
|
Ulangi CABG
|
1.4
|
16,0 II
|
0.8
|
18.3 II
|
0.7
|
20.5 II
|
Ulangi CABG atau PTCA
|
3.6
|
30,5 II
|
3.2
|
34,5 II
|
8.0
|
54,0 II
|
Lebih dari angina ringan
|
6.5
|
14.6 II
|
12.1
|
17,8 II
|
...
|
...
|
Singkatan
|
* Meta-analisis hasil 3 percobaan pada 1 tahun:
Pasien dengan- 1 vese deseae dipelajari. 27
† Meta-analisis hasil 3 percobaan pada 1 tahun:
Pasien dengan penyakit multivessel dipelajari. 27
‡ hasil Dilaporkan adalah untuk 5 tahun follow
up.Pasien dengan penyakit multivessel dipelajari.
§ graft bypass arteri koroner
II P <0,05
|
A. PENGERTIAN
Angioplasty adalah teknik mekanis pelebaran pembuluh darah yang menyempit atau terhalang, biasanya sebagai akibat
dari aterosklerosis
Percutaneous coronary intervention (PCI), umumnya dikenal sebagai angioplasti koroner
merupakan prosedur terapi untuk mengobati stenosis yang (menyempit) pada arteri koroner dari jantung yang banyak ditemukan pada penyakit jantung koroner.
Percutaneous coronary intervention (PCI) / angioplasti koroner memiliki beberapa indikasi saat
ini, termasuk angina tidak stabil, infark miokard akut (MI), dan penyakit
multivessel arteri koroner. Dengan kombinasi peralatan yang canggih,
operator berpengalaman, dan terapi obat modern, PCI telah berkembang menjadi
suatu modalitas tanpa pembedahan yang efektif untuk mengobati pasien dengan
penyakit arteri koroner (George A III Stouffer, MD, Henry A, Profesor.
Percutaneous Coronary Intervention adalah
suatu prosedur / tindakan untuk membuka arteri koroner yang mengalami
penyumbatan (stenosis)
B. INDIKASI
KLINIS PCI
·
Akut ST Elevasi
Myocardial Infarction (STEMI)
·
Non ST Elevasi
Myocardial Ifarction (NONSTEMI)
·
Unstable Angina
Pectoris
·
·Gagal
trombolitik
C. KONTRAINDIKASI PCI
v Mutlak: peralatan dan fasilitas yang kurang memadai
v Relatif:
a. CHF yang tidak terkontrol, BP tinggi, aritmia
b.
Gangguan elekrolit
c. Infeksi ( demam )
d. Gagal ginjal
e. Perdarahan saluran cerna akut/anemia
f. Stroke baru (< 1 bulan)
g.
Intoksikasi obat-obatan (seperti : Kontras )
h.
Pasien yang tidak kooperatif
i.
Usia kehamilan
kurang dari 3 bulan
D. KOMPLIKASI
v Utama:
a.
Diseksi aorta
b.
Perforasi, tamponade
c. Gagal jantung
d. Reaksi kontras (alergi, nefrotoksik)
e. Gangguan hantaran irama (blok)
f. Perdarahan
g. Infeksi
h Gangguan vaskuler (pseudoaneursma)
v Lainnya:
a. Kematian (< 0.2 %)
b. Stroke (< 0.5 %)
c. Infark Miokard (< 0.5 %)
d. Takikardi ventrikel, dan aritmia utama lainnya (<1 %)
E. PUNCTURE
AREA
·
Arteri femoralis
·
Arteri brachialis
·
Arteri radialis
F. PERSIAPAN
SEBELUM PCI
FISIK :
1.
Tanda-tanda
vital
2.
Pemeriksaan
penunjang
3.
Terapi obat
4.
Puasa 4jam &
bebaskan area penusukan (cukur-cukur bulu)
5.
Cek pulsasi
perifer
6.
Allen test (jika
melalui Arteri Radialis)
7.
Keluhan pasien
saat ini
ADMINISTRASI :
1.
Surat izin
tindakan
2.
Surat jaminan
MENTAL :
1.
Penjelasan
tentang tujuan, mamfaat, resiko , prosedur
2. Komunikasikan
& ajarkan untuk dilakukan, pasien tarik nafas, batuk , alergi
kontras, keluhan negatif .
G. PROSEDUR
PCI
TEAM PCI :
1.
Operator
(dokter)
2.
Perawat (scrub,
monitoring, on lop / 3 orang)
3.
Radiografer
PROSEDURE :
1.
PCI dilakukan
dalam suatu laboratorium khusus yang disebut laboratorium kateterisasi (”Cath
Lab”) yang menyerupai ruang operasi. Disana pasien akan dibaringkan di meja dan
dihubungkan dengan suatu alat yang memonitor irama jantung pasien secara
terus-menerus.
2. Sebuah daerah
kecil di pergelangan lengan atau lipat paha pasien (tergantung daerah yang akan
digunakan) dibersihkan dan disterilkan. Daerah tersebut akan ditutup dengan
kain steril.
3.
Dokter akan
menginjeksi obat anestesi lokal dilipat paha atau tangan pasien. Digunakan
anestesi lokal karena pasien harus tetap sadar selama pemeriksaan untuk
mengikuti instruksi dokter.
4. Jarum akan
ditusukkan kedalam arteri yang digunakankemudian guide wire akan dimasukkan
melalui jarum. Jarum dilepas
5. Sheet kateter
akan dimasukkan melalui guide wire, kemudian sheet kateter dimasukkan melalui
pembuluh darah utama tubuh (Aorta), ke muara arteri koroner di jantung. Kebanyakan
orang tidak merasakan sakit selama pemeriksaan, karena tidak ada serabut saraf
dalam pembuluh darah, maka pasien tidak dapat merasakan gerakan
kateter dalam tubuh.
6. Waktu prosedur
darah biasanyan akan di encerkan dengan antikoagulan (heparin) untuk mencegahpembentukan
bekuan darah saat prosedur
7.
Ketika sheet
kateter sudah ada di arteri koroner, sejumlah bahan kontras diinjeksikan ke
dalam sheet kateter. Gambar sinar-x selanjutnya diambil saat bahan kontras
berjalan melalui arteri koroner. Gambar ini terlihat di monitor televisi dan
direkam dalam film.
8. Pemberian zat
kontras kadang memberikan efek : nausea, sakit kepala, palpitasi, perasaan
seperti melayang, dan seperti mau buang air kecil.
9. Guide wire akan
ditempatkan pada arteri koroner yang mengalami stenosis, kemudian balon
dikembangkan sehingga stenosis atau plaque di arteri koroner akan terdorong
kedinding arteri dan arteri terbuka
10. Saat balon dikembangkan kemungkinan anda akan
mengalami nyeri dada, tapi akan hilang saat balon dikempiskan
11. Sebelum balon dikempiskan pastikan darah sudah
mengalir dengan baik dapat dilihat dari monitor x-ray
12. Pada stenosis yang dibuka akan di pasang stent untuk
mancegah terjadinya restenosis (1 dari 3 orang dalam waktu 3 sampai 6
bulan)• Jika terjadi
diseksi arteri koroner sehingga darah akan membeku dan menutup arteri koroner,
biasanya akan dipasang stent
13. Seluruh pemeriksaan memerlukan waktu
sekitar 1jam.
14. Pasien dapat melihat prosedur dri monitor x-ray
15. Bila melalui trans radial sheet kateter
dilepas dan daerah penusukan akan ditekan TR-band/Niciban agar darah tidak
keluar selama 4 jam.
16. Jika melalui arteri femoralis/brachialis sheet kateter
akan dilepas 4-6jam setelah tindakan selesai atau setelah nilai ACT kurang dari
100
17. Selanjutnya tempat panusukan akan dibebat dengan
elastis perban, pasien tidak diperkenankan menggerakkan kaki atau tangan selama
4-6 jam. Bila pendarahan sudah berhenti, umumnya pasien dapat diperbolehkan
pulang. Selanjutnya dokter akan menjelaskan hasil PCI dan pengobatan
selanjutnya.
H. OBSERVASI
SETELAH TINDAKAN
1.
Observasi
perdarahan dan haematoma
2.
Observasi tanda
–tanda vital
3.
Perubahan ekg 12
lead
4.
Observasi
keluhan pasien dan kondisi klinis (nyeri dada)
5. Observasi hasil
laboratorium ( creatinin = gangguan ginjal karena zat kontras, ckmb = cedera
otot jantung)
6.
Observasi
efek alergi kontras
7.
Observasi
gangguan sirkulasi perifer (pulsasi arteri dorsalis pedis, tibialis, radialis)
8.
Observasi
hypovolemi
9.
Hidrasi sesuai
kebutuhan
10. Observasi terjadi infeksi
0 komentar:
Posting Komentar