Jadi Pengusaha Itu Seksi, Ini Quotes-nya

Jadi pengusaha itu Seksi dan tidak ada batasan waktu, siapa yang tidak mau jadi pengusaha sukses sekelas Warren Buffet, Steve Jobs, Bob Sadino, Sandiaga Uno dll. yah semangat pengusaha itu selalu menggebu-gebu di otak sebelah kanan dan kiri ini, dan untuk memacunya ada artikel menarik yang saya temukan, monggo di tularkan semangat dan quotesnya.
Dalam kilas balik akhir tahun 2013 Lalu, ada  beberapa cerita founder yang menarik di tahun 2013 dalam satu artikel yang saya kutrip sumbernya dari Yahoo .
Berikut adalah kisah para founder asal Indonesia yang di rangkum di bawah ini :
Adi Kusma, founder Biznet Networks mengatakan:
Proposisi nilai dari produk Anda harus jelas, baik itu merupakan harga yang lebih baik maupun kemudahan dan kenyamanan lebih untuk pengguna.
Izak Jenie, co-founder Jatis Group mengatakan:
Mendapatkan mitra yang bagus untuk startup adalah hal yang krusial. Saya suka teori investasi Warren Buffet untuk yang satu ini. Jika Anda dari luar sudah tahu bahwa akan ada masalah, jangan terlibat. Karena sekali Anda terlibat, sulit untuk keluar. Mirip dengan itu, dalam mencari mitra, jika Anda melihat akan ada masalah ketika nanti bekerja dengan calon mitra Anda, sebaiknya jangan dimulai.
Joseph Edi Lumban Gaol, founder M-Stars Group mengatakan:
Terkadang saya harus meminjam uang dari keluarga atau teman saya saat sedang kekurangan dana, terutama untuk menggaji pegawai. Itu adalah tantangan terberat secara psikologis, karena saya harus mempertahankan kredibilitas saya di depan mereka dan menghabiskan banyak hari tanpa tidur untuk memastikan bahwa dana kami masih positif dan hutang dari teman dan keluarga terbayar. Mengingat kembali hari itu masih membuat saya tersenyum.
Kalimat dari Toto Sugiri, serial entrepreneur:
Ketika saya berhenti dari pekerjaan saya, lima rekan saya mengikuti saya untuk memulai sebuah perusahaan baru. Awalnya, dana kami hanya cukup untuk beroperasi selama sepuluh bulan. Jika kami tidak mendapatkan uang dalam waktu sepuluh bulan, kami akan kehabisan uang dan harus mencari pekerjaan baru.
Kevin Mintaraga, founder dari Magnivate Group, berkata:
Pengusaha yang sukses adalah mereka yang dapat membuat perbedaan dalam hidup orang lain. Selalu melayani orang lain, terdepan dalam setiap pertempuran, dan tidak hanya berada di belakang orang lain untuk mengarahkan mereka berbuat ini dan itu. Hanya dengan pemahaman inilah Anda dapat membangun tim yang bisa berjalan beriringan dengan Anda ketika sedang melewati masa-masa sulit.
Andy Sjarif, founder dari SITTI, mengatakan:
Anda boleh menyebut saya pesimis, tetapi saya tidak melihat seorang Steve Jobs hadir dari Indonesia, muncul dengan sebuah iPod atau iPhone. Saya juga tidak melihat seorang Sergy Brin hadir dengan algoritma sangat kompleks yang tidak dapat dipahami oleh siapapun. Namun, saya tetap berpikir bahwa komunitas startup kita memiliki bakat yang cukup besar untuk menghasilkan sesuatu yang berdampak besar untuk Indonesia.
7. Bagaimana Tokopedia membangun Taobao-nya Indonesia (artikel dalam bahasa Inggris)
William Tanuwijaya, CEO dan co-founder Tokopedia mengatakan:
Ketika kami mulai menjalankan perusahaan ini, ekosistem e-commerce di Indonesiasama sekali tidak ada, dan kami pikir jika belum ada yang mulai membangun ekosistem e-commerce yang layak, maka negara ini tidak akan pernah maju.

Selain itu, kami tentunya meliput kisah dari founder di luar Indonesia yang patut Anda simak:
Min-Liang Tan, CEO dan creative director dari Razer mengatakan:
Tiap kali saya menghabiskan waktu saya, saya belajar sesuatu, dan melakukan sesuatu yang sangat konstruktif untuk masa depan.
Kalimat dari Ashay Padwal, co-founder dan CTO Vserv:
Sebelum mendapatkan dana investasi pertama, kami sudah mengadakan pertemuan dengan lebih dari 30 VC masing-masing sebanyak dua atau tiga kali.
Kalimat dari Naveen Tewari, founder dan CEO InMobi:
Apa yang kami hadapi sebagai perusahaan memperlihatkan dan mengatakan kepada orang banyak bahwa kami memiliki produk yang sangat bagus. Orang-orang menganggap produk-produk yang bagus dan inovasi hanya datang dari Silicon Valley, dan mungkin tidak mengira bahwa inovasi datang dari sebuah perusahaan dari India.
Chester Roh, seorang serial entrepreneur, mengatakan:
Kami punya keyakinan yang kuat. Di Korea saat itu, blogging bukanlah hal yang baru. Tapi kualitas konten yang ada tidaklah bagus. Dengan pencarian, kita perlu konten berkualitas dan Tatter & Company menyediakan konten berkualitas yang dibutuhkan. Jadi, strategi kita jelas. Kami tidak melayani semua blogger, tapi hanya pembuat konten yang berkualitas.
Kalimat dari Ganesh Kumar Bangah, founder MOL:
Saya pernah melihat artikel yang mengatakan bahwa pemerintah Singapura ingin mengubah Singapura menjadi Silicon Valley. Mereka sebaiknya mengajak para pelajarnya untuk keluar dari sekolah.
Roland Ong, founder dan CEO IAHGames:
Developer lokal cenderung mengembangkan produk dan berpikir layaknya masyarakat Singapura. Tapi tingkah laku gamer sendiri sangat bervariasi, dan itu bisa mempengaruhi bagaimana sebuah game dikembangkan. Karena itulah developer lokal harus sering terjun langsung ke lapangan, dan saya melihat hal itu mulai dilakukan.
Sirgoo Lee, co-CEO Kakao mengatakan:
Kami menyebut diri kami sendiri sebagai inovator, mencoba hal-hal baru dan mau belajar dari orang lain. Kami memperhatikan pengguna kami dan terus belajar darifeedback yang kami terima. Kami ingin memperbaiki dan mengubah layanan kami untuk tetap memimpin dalam hal inovasi. Anda bisa meniru fitur dan desain, tapi Anda tidak bisa meniru semangat dan filosofi perusahaan kami.
Kalimat dari Le Hong Minh, founder VNG:
Di sebuah perusahaan teknologi, proses yang terjadi adalah sebuah iterasi. Anda tidak punya jawaban pasti. Anda hanya akan menemukan arahan, tapi bukan jawaban. Anda akan menemui banyak pertanyaan, tantangan, dan cobaan, dan yang bisa Anda lakukan hanyalah melakukan yang terbaik.
Richard Elridge, CEO Lenddo Asia mengatakan:
Semua orang yang memiliki startup tahu apa itu namanya sulit. Kami menangani masalah besar dan kami tahu itu bukanlah hal yang mudah. Kami punya passion untuk melakukan itu dan kami terus berusaha, apapun tantangannya. Jika tantangannya mudah, orang lain akan bisa melakukannya.
Kalimat dari Reda Stare, founder PlateCulture:
Kami yakin pada konsep pemisahan enam tingkat. Orang-orang yang Anda butuhkan akan hadir di hidup Anda ketika tiba saatnya.
Mimee, co-founder Computerlogy mengatakan:
Anda harus menanyakan diri Anda sendiri apakah Anda siap untuk menjadi entrepreneur atau tidak. Tren startup memang sedang booming saat ini, tapi jangan berpikir itu adalah sesuatu yang elegan dan keren.
Thanh Nguyen, CEO Anphabe mengatakan:
Jika ingin sukses dalam bisnis, Anda terlebih dahulu harus membuat produk atau layanan yang bermakna dan berguna untuk pelanggan dan terus memenuhi kebutuhan mereka.

Jika Anda masih belum puas, kami masih punya beberapa kisah founder yang (untuk saat ini) hanya tersedia dalam bahasa Inggris:
Kalimat dari Janna Lam, founder IP Mirror:
Jujur dan bekerja keraslah. Ketika Anda jujur dan tulus, orang-orang akan merasakannya. Menjalankan bisnis bukanlah sesuatu yang mudah. Anda selalu menemui banyak masalah. Tapi Anda harus selalu memiliki prinsip yang dipertahankan agar bisa mencapai kesuksesan. Setelah 13 tahun, saya masih bekerja keras layaknya dulu. Saya bekerja lebih banyak daripada pegawai saya. Saya ingin memimpin dengan memberikan contoh karena itu akan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Patrick Linden, co-founder Dealguru Holdings mengatakan:
Penting bagi seorang entrepreneur untuk tetap berpegang teguh pada apa yang mereka yakini. Dan jika Anda butuh nasihat, datangi orang yang tepat yang sudah punya pengalaman langsung daripada orang yang tidak begitu memahami realita yang dialami seorang entrepreneur.
Kalimat dari Firdhaus Akber, founder Streetdirectory:
Entrepreneur harus mengetahui bahwa mereka mungkin tidak sukses pada percobaan pertama, dan kebanyakan memang seperti itu. Mereka harus belajar untuk bangkit dan mencoba lagi ketika suatu saat gagal.
Kalimat dari Paul Srivorakul, serial entrepreneur:
Cari tahu apa masalah sebenarnya yang pastinya merupakan masalah yang sulit. Ketahui dengan baik apa yang ingin Anda lakukan dengan perusahaan Anda sebelum Anda mulai membangunnya.
Greg Mittman, co-founder MyRepublic mengatakan:
Ketika menghadiri berbagai pertemuan, semua orang akan memukul meja dan mengatakan, “inilah perusahaan kami, dan kami akan sangat tegas dan berani, kami akan melakukannya dengan benar.” Kalimat itu menumbuhkan perasaan saling memiliki dan membuat kami bekerja layaknya bisnis milik keluarga. Kami adalah satu keluarga.
Timothy Tiah, co-founder Nuffnang mengatakan:
Kami rasa berurusan dengan investor dan laporan tiap semester memakan banyak waktu. Waktu yang bisa kami manfaatkan untuk fokus pada produk kami. Kami sudah menghasilkan keuntungan dan bisa tumbuh tanpa menerima investasi. Ming dan saya juga yakin bahwa Nuffnang yang saat itu masih kecil dan fleksibel adalah sebuah keuntungan tersendiri bagi kami.
Shashank Dixit, CEO dan co-founder Deskera mengatakan:
Entrepreneur di Singapura seharusnya berpikir Changi, bukan blok 71.
Kalimat dari Bertrand Schmitt, founder dan CEO AppAnnie:
Kami suka dengan China dan China adalah pasar yang tumbuh dengan cepat. Sulit untuk masuk ke pasar di China, sehingga memulai dari Beijing adalah hal yang lebih mudah.
Royston Tay, co-founder Zopim mengatakan:
Saya akan keluar dari perusahaan ini kecuali saya mendapatkan komitmen penuh dari kalian semua.
Kalimat dari Hugh Mason dan Meng Weng Wong, founder JFDI:
Bawa perusahaan Anda pada kami dan kami akan buat perusahaan Anda hancur atau sukses dalam seratus hari. Jika kami berhasil membuat perusahaan Anda sukses, bagus. Jika kami menghancurkan perusahaan Anda, itu juga bagus karena Anda sekarang bisa beranjak dan melakukan hal lain. Anda bisa melakukan yang terbaik dalam 100 hari.
Kalimat dari Wanchat Padungrat, founder Pantip:
Mungkin saya terlalu konservatif. Saya tidak percaya bahwa menjalankan sebuah bisnis internet memerlukan banyak biaya. Karena kami bisa melakukannya dengan dana yang sangat kecil.
Kalimat dari Naoaki Mashita, founder V-Cube:
Kami … berharap kesuksesan kami bisa mengangkat dan memberi inspirasi pada perusahaan teknologi enterprise di wilayah ini.
Alvin Yap, founder dan CEO TMG mengatakan:
Tidurlah paling tidak enam jam dalam sehari. Itu menjaga kesehatan Anda dan membuat Anda bisa menjalankan perusahaan dengan lebih baik.
Steve Melhuish, co-founder dan CEO PropertyGuru mengatakan:
Portal properti online besar itu seperti mesin uang, dan merupakan bisnis yang sangat bagus. Saya rasa model bisnisnya juga bisa berjalan di luar Singapura. Tapi tak ada tempat yang lebih cocok daripada negara ini.
Kalimat dari Tan Teik Guan, CEO DS3:
Meloncat adalah sesuatu yang sangat menyeramkan. Anda bisa meloncat naik, atau mungkin jatuh ke lubang. Tapi jika Anda tidak membuat keputusan, perusahaan Anda akan biasa-biasa saja. Keputusan-keputusan ini akan menjadi bahan pikiran Anda ketika makan, tidur, dan mandi.
Stephanie Chai, founder Luxe Nomad mengatakan:
Apakah menjadi model membantu saya? Ya. Tinggal di berbagai negara tanpa mengenal siapapun di masing-masing negara itu mengajarkan saya bagaimana menjadi adaptif. Dan itu kualitas krusial dalam sebuah lingkungan startup; Anda sebaiknya belajar untuk bergerak mengikuti waktu dengan cepat.
COO Builk, Linna Kanoknitanan mengatakan:
Memahami orang lain tidak hanya berlaku pada pelanggan, tapi juga ke anggota tim. Saya selalu mengingatkan diri saya sendiri untuk mencari tahu apa yang diinginkan tim saya. Saya melakukan ini agar mereka dengan senang hati melakukan apa yang diinginkan perusahaan. Memahami orang-orang di sekitar saya adalah kunci sukses saya.
Yod Chinsupakul, CEO dan co-founder Wongnai mengatakan:
Membangun sebuah tim adalah salah satu hal yang paling menantang. Kami menginginkan efisiensi dan tidak hanya menambah jumlah orang di perusahaan. Menambah orang juga bukan hanya sekedar mencari seorang developer. Anda harus mencari orang yang yakin dengan proyek Anda.
Joe Lonsdale, co-founder Palantir mengatakan:
Optimisme adalah meyakini skenario terbaik yang paling memungkinkan. Anda tidak bisa mengelabui seseorang agar mau bekerja untuk Anda (atau lebih tepatnya, Anda awalnya bisa, tapi itu bukan strategi jangka panjang yang baik). Optimisme bukanlah mengenai mengelabui orang lain, tapi meyakini sebuah misi dan berbagi sebuah passion dengan orang lain.
Joey Chung, CEO The News Lens mengatakan:
Kami benar-benar melakukannya. Itulah kalimat yang tidak bisa saya katakan dua bulan lalu. Ini benar-benar terjadi.
Nguyen Ngoc Diep, CEO Vat Gia mengatakan:
Selalu berpikir sebagai pelanggan. Amati dan penuhi kebutuhan mereka. Jangan sepenuhnya meniru bisnis model yang sukses dari negara asing. Pelajari dan ubah model tersebut agar cocok dengan pasar lokal.
Nguyen Thanh An, CEO Hotdeal.vn mengatakan:
Di negara ini, jika Anda bergerak terlalu cepat, biaya operasional Anda juga akan sangat tinggi. Ketika kami memahami kondisi pasar dan pelanggan, kami bisa masuk ke pasar dengan lebih efektif.
Kalimat dari Jack Ma, founder Alibaba Group:
Banyak orang yang mengeluh akan kejadian masa lalu. Kita tidak bisa mengubah masa lalu. Tapi apa yang terjadi di hari ini 30 tahun kemudian adalah sesuatu yang bisa kita kendalikan dan putuskan. Ubahlah masa depan dengan kekuatan Anda sendiri, ambil langkah kecil, dan terus bersemangat selama sepuluh tahun. Saya mensyukuri perubahan dan keluhan orang lain. Karena ketika semua orang mengeluh, saat itulah kesempatan Anda. Di saat terjadinya perubahanlah seseorang bisa mengerti apa yang ia punya dan inginkan, dan apa yang harus ia relakan.
Sumber : http://id.berita.yahoo.com/42-kisah-founder-di-tahun-2013-063057736.html

0 komentar:

Posting Komentar

 

Support

Support

Support

Support

Support

Support