By : Budhi S.
Purwowiyoto
Dalam perhelatan tahunannya Departemen
Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI/PJNHK yang ke-25 pada tanggal 8-10
Nopember 2013 di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan Jakarta; merefleksikan pencapaian kemajuan
selama duapuluh lima tahun ini dalam bidang sain dan teknologi kardiovaskular.
Yang menarik, lebih dari seperempat abad yang lalu masyarakat masih menganggap serangan jantung dengan
simtomatologi yang sama sebagai “masuk angin” dan ketika semakin memberat yang
berujung dengan mati mendadak, diagnosis postmortem-nya masih disebut sebagai “angin duduk.”
Kerokan yang dilakukan dengan cara menggaruk kulit menggunakan koin logam
setelah kulit dibasahi dengan minyak kelapa. Setelah terjadi hiperemi
dapat diteruskan memijit otot di sekitar garukan tersebut dengan menggosoknya
menggunakan minyak angin, minyak telon, atau minyak kayu putih masih menjadi
favorit. Tentu saja health believe ini harus dijelaskan agar masyarakat lebih
berhati-hati bila mendapatkan keluhan sakit dada sebagai ikutannya.
Serangan jantung masih seperti dulu
merenggut nyawa penderitanya dengan cepat, saking cepatnya justru
merupakan pilihan orangtua ketika menghadapi hari akhir yang pasti datang itu.
Ternyata, masih saja penderitanya meninggal mendadak di tempat kejadian sebelum
mencapai rumah sakit, atau sudah meninggal di perjalanan bahkan sesampainya di unit gawat darurat. Di negara-negara maju yang sistim
kesehatan kotanya mampu mengatasi kendala lalu-lintas dengan waktu respon
ambulannya 7 (tujuh) menit, setidaknya di bawah angka 10 menit memang “sedikit”
dapat mengurangi separoh dari jumlah penderitanya yang dapat mencapai rumah
sakit. Komunikasi antara ambulan, petugas kesehatan dengan induknya di unit
gawat darurat di Jakarta patut dicatat sebagai inovatif karena telepon seluler
yang digunakan sekaligus memiliki kemampuan fotografi untuk mengirimkan gambar elektrokardiogram. Analisis rekaman tersebut
oleh dokter jaga kardiovaskular sewajarnya menjadi penentu pemberian obat-obat
fibrinolitik yang wajib diberikan ners terlatih dalam perjalanannya menuju
rumah sakit.
Para dokter memang mampu mengatasi sakit
jantung angina pektoris tidak stabil tetapi masih dipersalahkan juga sebab jangka panjang
malah meningkatkan gagal jantung yang di dunia ini sudah menyebabkan biaya
kesehatan membengkak. Gagal jantung masih mengambil porsi terbesar biaya
kesehatan melebihi pengeluaran penyakit lainnya seperti AIDS bahkan flu burung
sekali pun. Gagal jantung kedepannya memerlukan terapi sel punca, peralatan
bantuan bilik kiri, pacu jantung dobel, defibrilator di bawah kulit dada,
bahkan transplantasi jantung. Lagi-lagi kita belum mampu melaksanakan
transplantasi tersebut dengan berbagai alasan lengkap dengan
kendala-kendalanya.
Para dokter masih harus mengingatkan
kepada pasien gagal jantung agar jangan kecapaian, tidak boleh naik-turun
tangga, jangan angkat barang-barang berat, tidak boleh marah-marah bahkan tidak
boleh sakit. Sebab sakit infeksi, batuk-batuk berkelanjutan, mencret-mencret
yang menguras garam-garam penting dalam tubuh dapat memicu aritmia, kesemuanya
itu menyebabkan pasien dirawat lagi di rumah sakit. Ketika sesak nafas
bertambah, kaki menjadi bengkak dokter masih sering lupa memberikan penyuluhan
masalah ini dan seyogyanya semua ruang gawat darurat siap memberikan suntikan
diuretik beberapa ampul furosemide sekaligus agar kencingnya keluar banyak
sehingga sangat mengurangi rasa sesak nafas akhirnya pasien dapat dipulangkan
dengan obat-obatan yang telah diperbaiki komposisinya oleh dokter jaga.
Jakarta masih belum mampu mengatasi kendala
ruwetnya lalu-lintas walaupun sudah mengupayakan pengaturan aliran kendaraan
dengan memperpanjang rute-nya alih-alih membangun sistim pengangkut masyarakat
dalam jumlah besar, cepat, dan tepat waktu seperti layaknya kota metropolitan
di negara lain. Penutupan beberapa tempat dan membuka alur lalulintas jalan tol
di tempat lainnya di dalam kota masih dalam uji coba menjelang tahun baru yang
diambang waktu ini.
Kontra flow yang konon
mulai dicoba menambah rasa was-was masyarakat penggunanya, justru menambah
angka kecelakaan walaupun lampu depan motor-motor dianjurkan dihidupkan di
siang hari. Sementara itu masyarakat semakin mudah mendapatkan kendaraan motor
dan mobil karena uang muka cicilannya menjadi lebih murah dan selalu saja ada
diskon menjelang tahun baru dan hari-hari besar lainnya. Banyak kepentingan
yang harus dihadapi pemerintah untuk menyetop meningkatnya produksi
pabrik-pabrik kendaraan roda dua dan roda empat. Itu semua mengganggu
petugas kesehatan dalam menolong serangan jantung mendadak sekaligus untuk menghindari
mati mendadak.
Penggunaan obat-obatan mencatat bahwa dari
dulu statin memang dipakai sebagai penurun kolesterol hanya sekarang lebih
ditegaskan lagi sasarannya yaitu untuk menurunkan LDL-C. Sasaran ini lebih
diutamakan daripada meningkatkan HDL-C karena upaya meningkatkan HDL-C tidak
serta merta menurunkan angka kematian maupun serangan jantung. Anehnya,
perilaku masyarakat dan dokter USA memang unik ketika kita mengetahui justru
penjualan niacin sebagai obat yang meningkatkan HDL-C volumenya meningkat
walaupun belum terbukti manfaat jangka panjang-nya.
Inisiasi pemberian betabloker yang memang
bermanfaat bagi penderita gagal jantung mash harus selalu diingatkan kepada
dokter di rumah sakit sebagai hulunya dengan demikian dokter-dokter umum
sebagai garda depan di masyarakat tinggal meneruskan perilaku “penghulunya”
tersebut. Sekiranya bisoprolol diberikan kepada mereka yang sekaligus menderita
gagal ginjal seyogyanya dipertimbangkan menggantinya dengan yang lebih ramah
terhadap organ ini seperti carvedilol. Obat-obat penghambat ACE, ARB, CCB dan
penghambat beta cenderung digabungkan satu dengan lainnya (dobel) daripada
menggunakan suatu obat yang baru. Para dokter agar sabar menunggu tahun-tahun
mendatang karena obat-obat baru sedang diteliti dengan ketat berdasarkan dua mantra-keyakinannya
para dokter atas nama metodologi dan induksi statistik yang valid. Ticagleror
mencuri perhatian karena antitrombotik lainnya yang sudah mapan dalam evidence
based medicine seperti aspirin dan clopidogrel mulai digoyahkan dengan
penemuan-penemuan adanya resistensi obat-obatan yang didukung dengan peralatan
laboratorium, salah satunya akibat mutasi genetik. Malah tiga macam pengencer
darah yaitu dua antitrombotik dan satu antikoagulan perlu dipertimbangkan
pemberiannya pada kasus-kasus kombinasi ‘cincin’ koroner, perifer, diabetes,
gagal jantung dan fibrilasi atrium hendaknya juga meningkatkan kewaspadaan
dokter akan akibat perdarahan yang mungkin ditimbulkannya.
Dalam intervensi belum menunjukkan
kemajuan menyangkut hal-hal yang mendasar. Terapi medikal yang optimal pada
penderita angina pektoris stabil dalam jangka panjang dengan kematian sebagai
sasaran akhir penelitian hasilnya tidak berbeda bermakna dengan tindakan
intervensi perkutan. Keyakinan ini dilandasi penelitian-penelitian yang sahih
seperti Courage, Bari 2D, Mass II, FAME 2, dan meta analisisnya, inilah yang
cukup mengagetkan karena masih memberi harapan bagi pasien-pasien yang menolak
tindakan intervensi atau merupakan alternatif yang patut dipertimbangkan jangka
panjang.
Karôshi adalah istilah yang berasal dari
Jepang yang artinya “meninggal akibat kelelahan kerja” mulai diperhatikan oleh
publik ibukota. Menjelang akhir tahun ini mulai ada pekerja muda
kita yang meninggal dan diduga akibat kelelahan bekerja. Fisiknya alih-alih berolah
raga dan memilih makanan bergizi justru tubuhnya dipacu bekerja dengan
minuman-minuman berenergi yang mengandung kafein dosis tinggi di dalamnya.
Akhirnya, upaya preventif dan rehabilitasi
jantung harus mawas diri bersama bahwa masih kurang memberikan perhatian pada
penyakit gagal jantung. Penderita tersebut perlu diingatkan dan dibuatkan
“resep” latihan terukur dan teratur dengan intensitas yang moderat guna
mendapatkan manfaat yang optimal. Sudah saatnya masyarakat luas diperkenalkan
tentang kemungkinan meninggal mendadak yang terbagi diatas 35 tahun yang di
dominasi oleh penyakit jantung koroner dan dibawah 35 tahun terutama disebabkan
oleh kardiomiopati penebalan bilik jantung. Salah satu upaya yang sudah banyak
dikerjakan oleh ahli jantung adalah memasang pacu dan atau kejut jantung yang
dapat mengatasi aritmia yang mengancam jiwa. Terlebih penting lagi upaya
strategis ini sudah dapat dibiayai oleh asuransi kesehatan pelat merah. Dengan
banyaknya manusia memakai peralatan elektronik di dalam tubuhnya sebagai
penunjang hidupnya dapat digolongkan sebagai cyborg (cybernatic organism) ?
Sejarah yang akan menjawabnya di masa datang.
Perbedaan penyebab meninggal mendadak
akibat penyakit jantung pada orang muda dan orang tua. (Zipes DP, Wellens HJ. Sudden
cardiac death. Circulation. 1998; 98(21): 2334-2351).
Semoga manusia semakin bijak dalam menapaki tahun-tahun mendatang dengan
mengkonsumsi banyak sayuran dan buah-buahan, meluangkan waktu untuk
berolah-raga setiap hari, cukup beristirahat serta memperkuat integritasnya
sebagai manusia ideal dengan kunci kejujuran dan keyakinannya kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang senantiasa akan melindunginya dari segala marabahaya.
By three methods we may learn wisdom: First, by reflection, which is
noblest; Second, by imitation, which is easiest; and third by experience, which is the
bitterest.
~Confucius~
Sumber :
http://tpkindonesia.blogspot.com/2014/02/kardiologi-kuantum-24-refleksi-akhir.html
0 komentar:
Posting Komentar