Kardiologi Kuantum (24): Refleksi Akhir Tahun 2013


By : Budhi S. Purwowiyoto


Dalam perhelatan tahunannya Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI/PJNHK yang ke-25 pada tanggal 8-10 Nopember 2013 di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan Jakarta; merefleksikan pencapaian kemajuan selama duapuluh lima tahun ini dalam bidang sain dan teknologi kardiovaskular. Yang menarik, lebih dari seperempat abad yang lalu masyarakat masih menganggap serangan jantung dengan simtomatologi yang sama sebagai “masuk angin” dan ketika semakin memberat yang berujung dengan mati mendadak, diagnosis postmortem-nya masih disebut sebagai “angin duduk.” Kerokan yang dilakukan dengan cara menggaruk kulit menggunakan koin logam setelah  kulit dibasahi dengan minyak kelapa. Setelah terjadi hiperemi dapat diteruskan memijit otot di sekitar garukan tersebut dengan menggosoknya menggunakan minyak angin, minyak telon, atau minyak kayu putih masih menjadi favorit. Tentu saja health believe ini harus dijelaskan agar masyarakat lebih berhati-hati bila mendapatkan keluhan sakit dada sebagai ikutannya.
Serangan jantung masih seperti dulu merenggut nyawa penderitanya dengan  cepat, saking cepatnya justru merupakan pilihan orangtua ketika menghadapi hari akhir yang pasti datang itu. Ternyata, masih saja penderitanya meninggal mendadak di tempat kejadian sebelum mencapai rumah sakit, atau sudah meninggal di perjalanan bahkan sesampainya di unit gawat darurat. Di negara-negara maju yang sistim kesehatan kotanya mampu mengatasi kendala lalu-lintas dengan waktu respon ambulannya 7 (tujuh) menit, setidaknya di bawah angka 10 menit memang “sedikit” dapat mengurangi separoh dari jumlah penderitanya yang dapat mencapai rumah sakit. Komunikasi antara ambulan, petugas kesehatan dengan induknya di unit gawat darurat di Jakarta patut dicatat sebagai inovatif karena telepon seluler yang digunakan sekaligus memiliki kemampuan fotografi untuk mengirimkan gambar elektrokardiogram. Analisis rekaman tersebut oleh dokter jaga kardiovaskular sewajarnya menjadi penentu pemberian obat-obat fibrinolitik yang wajib diberikan ners terlatih dalam perjalanannya menuju rumah sakit.
Para dokter memang mampu mengatasi sakit jantung angina pektoris tidak stabil tetapi masih dipersalahkan juga sebab jangka panjang malah meningkatkan gagal jantung yang di dunia ini sudah menyebabkan biaya kesehatan membengkak. Gagal jantung masih mengambil porsi terbesar biaya kesehatan melebihi pengeluaran penyakit lainnya seperti AIDS bahkan flu burung sekali pun. Gagal jantung kedepannya memerlukan terapi sel punca, peralatan bantuan bilik kiri, pacu jantung dobel, defibrilator di bawah kulit dada, bahkan transplantasi jantung. Lagi-lagi kita belum mampu melaksanakan transplantasi tersebut dengan berbagai alasan lengkap dengan kendala-kendalanya.  
Para dokter masih harus mengingatkan kepada pasien gagal jantung agar jangan kecapaian, tidak boleh naik-turun tangga, jangan angkat barang-barang berat, tidak boleh marah-marah bahkan tidak boleh sakit. Sebab sakit infeksi, batuk-batuk berkelanjutan, mencret-mencret yang menguras garam-garam penting dalam tubuh dapat memicu aritmia, kesemuanya itu menyebabkan pasien dirawat lagi di rumah sakit. Ketika sesak nafas bertambah, kaki menjadi bengkak dokter masih sering lupa memberikan penyuluhan masalah ini dan seyogyanya semua ruang gawat darurat siap memberikan suntikan diuretik beberapa ampul furosemide sekaligus agar kencingnya keluar banyak sehingga sangat mengurangi rasa sesak nafas akhirnya pasien dapat dipulangkan dengan obat-obatan yang telah diperbaiki komposisinya oleh dokter jaga.
Jakarta masih belum mampu mengatasi kendala ruwetnya lalu-lintas walaupun sudah mengupayakan pengaturan aliran kendaraan dengan memperpanjang rute-nya alih-alih membangun sistim pengangkut masyarakat dalam jumlah besar, cepat, dan tepat waktu seperti layaknya kota metropolitan di negara lain. Penutupan beberapa tempat dan membuka alur lalulintas jalan tol di tempat lainnya di dalam kota masih dalam uji coba menjelang tahun baru yang diambang waktu ini.  
Kontra flow yang konon mulai dicoba menambah rasa was-was masyarakat penggunanya, justru menambah angka kecelakaan walaupun lampu depan motor-motor dianjurkan dihidupkan di siang hari. Sementara itu masyarakat semakin mudah mendapatkan kendaraan motor dan mobil karena uang muka cicilannya menjadi lebih murah dan selalu saja ada diskon menjelang tahun baru dan hari-hari besar lainnya. Banyak kepentingan yang harus dihadapi pemerintah untuk menyetop meningkatnya produksi pabrik-pabrik kendaraan roda dua dan roda empat. Itu  semua mengganggu petugas kesehatan dalam menolong serangan jantung mendadak sekaligus untuk menghindari mati mendadak.
Penggunaan obat-obatan mencatat bahwa dari dulu statin memang dipakai sebagai penurun kolesterol hanya sekarang lebih ditegaskan lagi sasarannya yaitu untuk menurunkan LDL-C. Sasaran ini lebih diutamakan daripada meningkatkan HDL-C karena upaya meningkatkan HDL-C tidak serta merta menurunkan angka kematian maupun serangan jantung. Anehnya, perilaku masyarakat dan dokter USA memang unik ketika kita mengetahui justru penjualan niacin sebagai obat yang meningkatkan HDL-C volumenya meningkat walaupun belum terbukti manfaat jangka panjang-nya.  
Inisiasi pemberian betabloker yang memang bermanfaat bagi penderita gagal jantung mash harus selalu diingatkan kepada dokter di rumah sakit sebagai hulunya dengan demikian dokter-dokter umum sebagai garda depan di masyarakat tinggal meneruskan perilaku “penghulunya” tersebut. Sekiranya bisoprolol diberikan kepada mereka yang sekaligus menderita gagal ginjal seyogyanya dipertimbangkan menggantinya dengan yang lebih ramah terhadap organ ini seperti carvedilol. Obat-obat penghambat ACE, ARB, CCB dan penghambat beta cenderung digabungkan satu dengan lainnya (dobel) daripada menggunakan suatu obat yang baru. Para dokter agar sabar menunggu tahun-tahun mendatang karena obat-obat baru sedang diteliti dengan ketat berdasarkan dua mantra-keyakinannya para dokter atas nama metodologi dan induksi statistik yang valid. Ticagleror mencuri perhatian karena antitrombotik lainnya yang sudah mapan dalam evidence based medicine seperti aspirin dan clopidogrel mulai digoyahkan dengan penemuan-penemuan adanya resistensi obat-obatan yang didukung dengan peralatan laboratorium, salah satunya akibat mutasi genetik. Malah tiga macam pengencer darah yaitu dua antitrombotik dan satu antikoagulan perlu dipertimbangkan pemberiannya pada kasus-kasus kombinasi ‘cincin’ koroner, perifer, diabetes, gagal jantung dan fibrilasi atrium hendaknya juga meningkatkan kewaspadaan dokter akan akibat perdarahan yang mungkin ditimbulkannya.
Dalam intervensi belum menunjukkan kemajuan menyangkut hal-hal yang mendasar. Terapi medikal yang optimal pada penderita angina pektoris stabil dalam jangka panjang dengan kematian sebagai sasaran akhir penelitian hasilnya tidak berbeda bermakna dengan tindakan intervensi perkutan. Keyakinan ini dilandasi penelitian-penelitian yang sahih seperti Courage, Bari 2D, Mass II, FAME 2, dan meta analisisnya, inilah yang cukup mengagetkan karena masih memberi harapan bagi pasien-pasien yang menolak tindakan intervensi atau merupakan alternatif yang patut dipertimbangkan jangka panjang.
Karôshi adalah istilah yang berasal dari Jepang yang artinya “meninggal akibat kelelahan kerja” mulai diperhatikan oleh publik ibukota. Menjelang akhir tahun ini   mulai ada pekerja muda kita yang meninggal dan diduga akibat kelelahan bekerja. Fisiknya alih-alih berolah raga dan memilih makanan bergizi justru tubuhnya dipacu bekerja dengan minuman-minuman berenergi yang mengandung kafein dosis tinggi di dalamnya.    
Akhirnya, upaya preventif dan rehabilitasi jantung harus mawas diri bersama bahwa masih kurang memberikan perhatian pada penyakit gagal jantung. Penderita tersebut perlu diingatkan dan dibuatkan “resep” latihan terukur dan teratur dengan intensitas yang moderat guna mendapatkan manfaat yang optimal. Sudah saatnya masyarakat luas diperkenalkan tentang kemungkinan meninggal mendadak yang terbagi diatas 35 tahun yang di dominasi oleh penyakit jantung koroner dan dibawah 35 tahun terutama disebabkan oleh kardiomiopati penebalan bilik jantung. Salah satu upaya yang sudah banyak dikerjakan oleh ahli jantung adalah memasang pacu dan atau kejut jantung yang dapat  mengatasi aritmia yang mengancam jiwa. Terlebih penting lagi upaya strategis ini sudah dapat dibiayai oleh asuransi kesehatan pelat merah. Dengan banyaknya manusia memakai peralatan elektronik di dalam tubuhnya sebagai penunjang hidupnya dapat digolongkan sebagai cyborg (cybernatic organism) ? Sejarah yang akan menjawabnya di masa datang.
Perbedaan penyebab meninggal mendadak akibat penyakit jantung pada orang muda dan orang tua. (Zipes DP, Wellens HJ. Sudden cardiac death. Circulation. 1998; 98(21): 2334-2351).
Semoga manusia semakin bijak dalam menapaki tahun-tahun mendatang dengan mengkonsumsi banyak sayuran dan buah-buahan, meluangkan waktu untuk berolah-raga setiap hari, cukup beristirahat serta memperkuat integritasnya sebagai manusia ideal dengan kunci kejujuran dan keyakinannya kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa akan melindunginya dari segala marabahaya.

By three methods we may learn wisdom: First, by reflection, which is noblest; Second, by imitation, which is easiest; and third by experience, which is the bitterest.
~Confucius~


Sumber :
http://tpkindonesia.blogspot.com/2014/02/kardiologi-kuantum-24-refleksi-akhir.html

0 komentar:

Posting Komentar

 

Support

Support

Support

Support

Support

Support