BUDIDAYA IKAN SECARA POLIKULTUR



I. PENGANTAR



Pada awal perkembangannya, sistem budidaya ikan merupakan suatu usaha pemeliharaan ikan di kolam yang melibatkan sedikit aktivitas manusia dan mengandalkan energi hanya dari makanan alamiah yang tersedia di perairan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kolam yang subur dapat dipelihara ikan dengan jumlah  yang lebih banyak dari pada kolam yang kurang subur karena di dalamnya tersedia makanan alamiah ( plankton, zooplankton) lebih banyak.

Biasanya sebuah kolam yang hanya memelihara satu jenis ikan saja, ikan tersebut tidak akan berhasil memanfaatkan seluruh organisme makanan alamiah yang terdapat di dalam kolam. Salah satu alternatif pemecahan terhadap masalah penggunaan makanan alamiah di kolam adalag pengembangan suatu metode budidaya ikan yang dikenal dengan istilah sistem polikultur. 
Menurut sistem polikultur ini pada satu kolam dipelihara berbagai jenis ikan yang membutuhkan   jenis makanan berbeda sehingga setiap jenis ikan tidak akan bersaing dalam mencari makanan. Sistem ini ternyata  mampu  meningkatkan produksi ikan  menjadi lebih tinggi dari pada produksi ikan dari kolam dengan satu jenis ikan saja (monokultur).

       
Salah satu masalah yang dihadapi sistem polikultur adalah penentuan kombinasi  jenis ikan yang paling efektif dalam memanfaatkan makanan alamiah yang tersedia di kolam. Selain dapat memanfaatkan makanan yang berbentuk alamiah   di kolam secara efektif, tentu saja kombinasi jenis ikan tersebut harus dapat hidup bersama tanpa menimbulkan persaingan untuk mendapatkan makanan atau ruang gerak.

Jenis ikan yang dapat dibudidayakan dengan sistem polikultur adalah ikan mas dan  nila,  patin,  nilem,  lele dan  gurame.  Budidaya polikultur ikan mas dan nila lebih  menguntungkan karena pertumbuhan ikan mas dan nila sangat cepat.

KEUNTUNGAN BUDIDAYA IKAN SECARA POLIKULTUR


Sistem budidya ikan secara polikultur jika dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip budidaya ikan dapat memberikan keuntungan bagi petani ikan antara lain :

  • Makanan alamiah seperti fitoplankton dan zooplankton  yang tersedia di kolam dapat dimanfaatkan oleh ikan secara efektif sehingga tidak ada lagi makanan  yang terbuang sia-sia.
  • Penggunaan lahan menjadi efisien karena dengan luas lahan yang sama dapat dipelihara jenis ikan yang lebih banyak.
  • Secara keseluruhan produksi kolam akan meningkat karena jumlah ikan yang dipelihara dalam satu kolam lebih banyak.
  • Produksi tiap jenis ikan akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil pemeliharaan monokultur.
  • Kepadatan pada sistem polikultur sama atau lebih rendah bila dibandingkan dengan  monokultur.
POLIKULTUR KOMBINASI IKAN YANG BERBEDA
a) Polikultur kombinasi ikan yang berbeda dalam kebiasaan makan
Ikan-ikan yang ditebarkan di kolam terdiri dari beberapa jenis yang berbeda dalam kebiasaan makan. Kombinasi ini dimaksudkan untuk memanfaatkan makanan yang sifatnya alamiah di dalam kolam secara efektif dan efisien.

Sebaiknya dipilih kombinasi jenis ikan yang mempunyai daerah operasi mencari makanan di permukaan, pertengahan dan di dasar kolam. Hal ini dimaksudkan supaya seluruh makanan yang bersifat alamiah di kolam dapat dimanfaatkan dan tidak terjadi persaingan untuk mendapatkan makanan dan ruang gerak antara jenis ikan tersebut.

b) Polikultur kombinasi ikan yang berbeda ukuran
Kombinasi ini, ikan yang ditebarkan  terdiri dari satu jenis tetapi mempunyai ukuran yang brbeda. Ini dilakukan karena setiap ukuran ikan mempunyai jenis makanan yang berbeda meskipun ikan tersebut berasal dari satu jenis yang sama, contohnya adalah ikan mas (Cyprinus carpio). Ikan mas yang berukuran kecil biasa hidup di permukaan air dan makan plankton, sedangkan ikan  yang berukuran besar lebih menyukai hidup di dasar perairan dan mencari makanan dengan cara mengaduk-aduk dasar kolam. Cara memanen dari kombinasi ukuran ikan yang berbeda ukuran ini  dilakukan secara bertahap dengan menangkap ikan yang lebih besar dahulu dan kemudian di taburi benih ikan berukuran lebih kecil.

PEMBUATAN KOLAM POLIKULTUR 
Pembuatan pematang/galengan

Pembuatan pematang kolam polikultur sebaiknya  mempunyai ukuran yang memadai sesuai  luas kolam. Pematang harus kuat untuk menahan volume air di kolam dan  mampu menahan luapan air yang timbul karena banjir atau hujan lebat. Cara pembuatannya dilakukan sebagai berikut :

  • Sisi pematang dibuat miring dengan perbandingan 1:1 atau 1:1,5 artinya perbandingan antara sisi tegak dengan sisi mendatarnya adalah 1:1 atau 1:1,5.

  • Tinggi pematang disesuaikan dengan luas kolam. Pematang harus lebih tinggi dari permukaan air di kolam.  Kolam dengan luas 2000 m2 mempunyai  tinggi pematang yang muncul di permukaan air cukup 30 cm. Kolam yang luasnya 4000 m2, sebaiknya tinggi pematang yang timbul di permukaan air adalah 50 cm.
  • Lebar pematang bagian atas dapat dibuat sama dengan tinggi pematang tetapi tidak boleh kurang dari 1 m agar tidak mudah hancur.
  • Sebaiknya pada pematang kolam ditanam pohon-pohonan atau sayur-sayuran untuk menghindari tejadinya erosi. Tanaman ini dapat berfungsi juga sebagai peneduh bagi ikan di siang hari dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tanaman yang umum digunakan adalah lamtorogung, turi, ketela pohon dan berbagai jenis sayur-sayuran.
Pembuatan kamalir/parit 
Pembuatan kamalir/parit di sekeliling kolam bertujuan untuk mempermudah penangkapan ikan pada saat panen. Kamalir ini dapat menjadi tempat berkumpulnya ikan pada saat panen dan berfungsi sebagai tempat berlindung ikan terhadap serangan hama, bahaya kekeringan, atau sengatan matahari.


Ukuran kamalir tergantung pada luas kolam. Kolam yang berukuran kecil, cukup dibuat kamalir dengan ukuran lebar 1 m dan kedalaman 30 cm. Kolam yang berukuran besar dibuat  kamalir berukuran lebar 2-2,5 m dan kedalaman 50 cm. Kamalir harus agak miring ke arah pintu pengeluaran air agar mudah digunakan untuk menggiring ikan. Di sekitar pintu pengeluaran air dibuat kamalir dengan ukuran panjang 4 m, lebar 2-2,5 m dan kedalaman 60 cm.



Pembuatan pintu air

Pintu pemasukan dan pengeluaran air sangat penting pada kolam polikultur untuk menjaga sirkulasi air kolam sehingga kualitas air dapat selalu terpelihara. Cara pembuatan pintu air adalah sebagai berikut:

  • Pintu pemasukan dan pengeluaran air dibuat dari bambu atau pipa paralon yang ditanam pada pematang kolam
  • Diameter bambu atau pipa paralon disesuaikan dengan debit air.
  • Debit air yang diinginkan dapat diperoleh dengan menggunakan beberapa buah bambu atau pipa paralon sebagai pintu  pemasukan atau pengeluran air.
  • Pintu pengeluaran air terdiri dari dua bagian yaitu  pertama pintu pengeluaran yang terletak sejajar dengan dasar  kamalir. Pintu ini berfungsi untuk mengeringkan  kolam pada saat panen. Bagian kedua merupakan pintu air yang terletak di sebelah atas dari bagian pertama. Pintu pengeluaran ini berfungsi untuk  mengalirkan kelebihan air yang berasal dari pintu pemasukan air atau dari air hujan. Jarak antara kedua pintu pengeluaran ini harus  ditentukan dengan tepat sebab jarak ini akan menentukan kedalaman air.
  • Pintu pemasukan air cukup satu bagian saja dan harus terletak lebih tinggi daripada pintu pengeluaran bagian kedua. Perbedaan ketinggian ini dimaksudkan untuk mencegah agar air dalam kolam tidak mengalir kembali ke luar.
  • Sebaiknya pada pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air dilengkapi dengan saringan yang terbuat dari bambu atau anyaman kawat untuk mencegah masuknya ikan lain ke dalam kolam atau lolosnya ikan dari kolam. 
  • Pintu pemasukan dan pengeluaran air air harus sering dikontrol, agar kemungkinan terjadinya penyumbatan oleh sampah atau benda-benda lain dapat segera diketahui.

CARA MEMELIHARA KOLAM


Persiapan Kolam

Langkah-langkah yang dilakukan dalam persiapan kolam sebelum ditaburi benih benih ikan adalah:
  • Pengeringan kolam. Kolam dibiarkan selama 3-7 hari sampai dasar kolam terlihat kering sehingga parasit yang ada di kolam akan mati.
  • Perbaikan pematang kolam dilakukan pada  setiap tempat yang bocor dengan cara menyumbatnya dengan segumpal tanah. Jika bocor terlalu besar, sebaiknya bagian yang bocor tersebut dibongkar dahulu kemudian diperbaiki.
  • Perbaikan kamalir di sekeliling kolam dilakukan dengan cara memperdalam kamalir yang telah mengalami pendangkalan dan bersihkan tanaman yang mungkin tumbuh di sepanjang kamalir. Tanaman ini sering dimanfaatkan oleh predator pada waktu akan menyerang ikan.
  • Pemeriksaan pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air. Membersihkan kotoran yang ada agar aliran air menjadi lancar. Saringan diperbaiki atau diganti dengan saringan yang baru,  agar tidak ada ikan yang dapat lolos dan lepas.
Pemupukan kolam

Sesudah kolam diberi air maka perlu dilakukan pemupukan. Pupuk yang diberikan tidak digunakan secara langsung oleh ikan, Pupuk dimaksudkan untuk menumbuhkan fitoplankton, tumbuhan air, dan organisme yang akan digunakan sebagai makanan ikan.  Jenis pupuk yang biasa dipergunakan dalam kolam adalah pupuk kandang, pupuk hijau dan pupuk buatan.

a) Pupuk Kandang
Pupuk jenis ini banyak dipergunakan pada usaha perikanan tradisional. Pupuk ini dihasilkan dari kotoran hewan, misalnya sapi, kerbau, kuda, kambing atau unggas.
Dosis pupuk kandang yang dipergunakan sangat bervariasi tergantung pada sumber pupuk tersebut. Besarnya dosis pupuk kandang yang digunakan dapat dilihat pada tabel 1. berikut ini:
Sumber pupuk
Dosis pupuk (ton/Ha/masa tanam
Sapi/kerbau
6 – 7,5
Kuda
6 – 7,5
Kambing
2,5 – 5
Unggas
2,5 - 5

Pemupukan  pada umumnya dilakukan dengan cara menebarkan pupuk secara merata ke seluruh permukaan dasar kolam menurut dosis tertentu ( tabel 1). Kolam diisi air setinggi 20 cm dan dibiarkan selama satu minggu supaya ada kesempatan bagi fitoplankton dan tumbuhan air untuk tumbuh. Setelah satu minggu, permukaan air dapat ditingkatkan sampai pada ketinggian yang diinginkan dan benih ikan dapat segera ditebarkan.

b) Pupuk Hijau
Penggunaan pupuk hijau telah lama dilakukan oleh petani ikan di Indonesia dan terbukti cukup berhasil meningkatkan produksi fitoplankton dan tumbuhan air. Kelompok pupuk hijau adalah tanaman dan sisa industri seperti bungkil kelapa, kacang tanah, ampas tahu dan lain-lain.
Tanaman yang umum dipergunakan sebagai pupuk hijau adalah daun dan ranting kipahit, daun  dan ranting petai cina, daun dadap solo, daun dadap laut, daun dan ranting orok-orok, daun waru,  daun jarong, daun talas dan daun harendong.
Pupuk hijau harus diletakkan pada saluran pemasukan air untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Aliran air yang masuk akan mempercepat terjadinya proses pembusukan pupuk hijau sehingga unsur-unsur yang dikandungnya akan segera terurai. Proses pembusukan yang terjadi pada pupuk hijau akan menciptakan media yang cocok untuk hidup  larva serangga air, cacing, dan organisme makanan ikan lainnya. Unsur-unsur pupuk hijau yang terurai, larva serangga air, cacing dan organisme makanan ikan yang lain akan dihanyutkan oleh aliran air yang masuk ke bagian tengah kolam sehingga akan dapat dimanfatkan oleh ikan sebagai makanan.


c) Pupuk buatan

Pupuk buatan misalnya urea dan tsp diberikan pada kolam yang telah diairi. Pupuk tidak boleh diberikan sekaligus dalam jumlah banyak karena berbahaya bagi ikan. Pemberian pupuk buatan dimaksudkan untuk meningkatkan tersedianya fitoplankton di kolam.
Pemberian pupuk buatan sebaiknya dilakukan sedikit demi sedikit. Cara pemberian pupuk adalah sebagai berikut: misalnya, dosis yang akan diberikan per tahun adalah 100 kg per hektar, sedangkan luas kolam yang ada hanya 100 m2, maka dosis pupuk yang dibutuhkan adalah : 100 m2 / 1000 m2 x 100 kg = 1 kg per tahun.
Apabila kolam selama satu tahun diolah empat kali masing-masing selama tiga bulan, dosis pupuk  harus dibagi empat. Setiap masa pemeliharaan diberikan pupuk sebesar 250 gram atau kira-kira 85 gram per bulan.

Pupuk ini harus disebarkan secara merata ke seluruh permukaan kolam sedikit demi sedikit. Pupuk dibungkus di dalam kantong plastik yang telah diberi lubang-lubang kecil. Kantong plastik ini ditebarkan di beberapa bagian kolam dan ditenggelamkan ke dalam air sedemikian rupa sehingga pupuk akan larut ke dalam air secara pelahan-lahan.


Sehubungan dengan penggunaan pupuk buatan, harus diketahui jenis tanah atau airnya bersifat asam atau basa. Kolam yang bersifat agak basa atau netral sebaiknya diberi pupuk TSP agar sifat kolam tidak bertambah asam. Dosis yang dibutuhkan kira-kira 100-200 kg pupuk kasar atau setara dengan 30 kg P2O2 untuk setiap satu hektar kolam. Kolam yang bersifat agak basa hendaknya diberi pupuk superfosfat agar bersifat netral kembali. Kekurangan nitrogen dapat diatasi dengan penggunaan pupuk urea. Jika kolam telah diberi pupuk kandang atau menerima kotoran dari WC secara teratur, pemberian pupuk urea tidak diperlukan lagi.

Pengisian kolam

Pengisian kolam dilakuan  setelah pemupukan selesai. Kolam diairi setinggi 20 cm dan dibiarkan selama beberapa hari atau beberapa minggu tergantung pada jenis pupuk yang dipergunakan. Tujuan yang ingin dicapai adalah memberi kesempatan kepada fitoplankton, tumbuhan air, dan organisme makanan ikan untuk tumbuh dengan baik. Tujuan lain adalah menetralisasi kemungkinan timbulnya keracunan akibat penggunaan salah satu jenis pupuk.

  
CARA PENEBARAN BENIH IKAN
Penebaran Benih Ikan 

Penebaran benih  ikan ke kolam baru dapat dilakukan setelah efek racun yang ditimbulkan oleh pemberian pupuk telah dinetralisasi dan jumlah makanan yang tersedia di kolam telah memadai.
Kira-kira  dua minggu setelah pemberian pupuk, efek racun telah dinetralisir dan makanan alami tumbuh subur yang ditandai dengan air kolam yang berwarna hijau, selanjutnya benih ikan siap ditebarkan. Perlu diperhatikan penebaran kombinasi jenis ikan yang dapat hidup secara berkelompok sehingga efektif memanfaatkan makanan alamiah yang terdapat di kolam. Contoh penebaran ikan pada budidaya secara polikultur adalah:

  • ikan mas 50 %,  tawes 20 % dan  mujair 30 %
  • ikan mas 50 %,  gurame 20 % dan  mujair 30 %

Pemberian makanan tambahan

Sebenarnya makanan bagi ikan telah tersedia secara alamiah di kolam sebagai hasil pemberian pupuk tetapi untuk meningkatkan  pertumbuhan ikan perlu diberikan makanan tambahan berupa pellet atau sisa-sisa dapur. 
Pemberian makanan tambahan dilakukan empat kali sehari, yaitu pukul 06.00. 10.00, 14.00 dan 18.00. Pemberian makanan tambahan baru dihentikan setelah hampir 25% dari ikan yang ada telah meninggalkan tempat pemberian makanan.



Sebaiknya pemberiaan makanan tambahan dilakukan pada tempat dan waktu yang sama setiap hari. Hal ini dimaksudkan agar ikan menjadi terbiasa sehingga pemberian makanan tambahan menjadi efektif dan tidak terbuang percuma.


CARA MEMANEN IKAN
Cara Pemanenan Ikan

Panen dilakukan  setelah ikan  dipelihara selama tiga bulan atau lebih tergantung pada ukuran benih yang ditebarkan, ukuran ikan yang akan ditangkap, dan pemberian makanan tambahan.

Ikan  dipanen  dengan cara mengeringkan kolam secara pelahan-lahan. Pengeringan dilakukan dengan menutup saluran pemasukan air dan membuka saluran pengeluaran pertama yang terletak di dasar kolam. Permukaan air di dalam kolam akan menurun secara pelahan-lahan dan ikan  secara naluriah akan berenang menuju bagian kolam yang masih mengandung air, akhirnya ikan akan berkumpul di dalam bak penampungan. Penurunan air hendaknya tidak dilakukan secara tergesa-gesa , supaya tidak menimbulkan stres pada ikan dan menurunkan kualitas ikan itu sendiri. Penutupan saluran pemasukan air  dan pembukaan saluran pengeluaran air sebaiknya dilakukan pada sore hari, yaitu sehari sebelum panen dilakukan. Pada pagi hari ikan telah berkumpul di dalam bak penampungan dan  dengan mudah dapat ditangkap.
Ikan-ikan yang telah terkumpul di dalam bak penampungan dapat segera ditangkap dengan alat penangkap ikan sepertiscoop-net atau jaring. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari sewaktu temperatur udara belum tinggi. Panen yang dilakukan setelah hari terang akan mengakibatkan ikan menjadi stres dan tidak tahan hidup dalam pengangkutan. Hal ini tentu saja akan menimbulkan kerugian karena harga jualnya menjadi rendah.


PENUTUP

Pemeliharaan ikan secara polikultur mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
1.      Penggunaan lahan lebih efisien.
2.      Makanan yang diberikan dapat saling dimanfaatkan oleh semua jenis ikan yang ada di kolam.
3.      Produksi ikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil pemeliharaan dengan sistem monokultur
4.      Mengurangi serangan hama dan penyakit pada ikan
5.      Waktu pemeliharaan relatif pendek



DAFTAR PUSTAKA

1.      Eddy Afrianto dan Evi Liviawaty. 1994. Beberapa Metode Budidaya Ikan. Yogyakarta: Kanisius : 14-27
2.      Anonim.  Budidaya   ikan . http://turencity.blogspot.com/2008_03_01_archive.html. Diakses 5 Mei 2008
3.      Anonim1.  Kolam ikan. wb4.indo-work.com/ . Diakses 8 Mei 2008
4.      Anonim2. Kolam ikan. http://mygreen.vox.com/.  Diakses 7 Mei 2008
5.      Anonim3. Penebaran benih ikan. www.dkp-banten.go.id/.  Diakses 16 Mei 2008
6.      Anonim4. Pembesaran ikan gurami. www.iptekda.lipi.go.id/.../buletin/kolam.jpg. Diakses 16 Mei 2008
7.      Anonim5. database.deptan.go.id:8081/saims-indonesia
8.      Anonim6. Kolam ikan. http://www.vavai.com/blog/index.php. Diakses tanggal 6 Mei 2008






























0 komentar:

Posting Komentar

 

Support

Support

Support

Support

Support

Support